Melangkahkan kaki meraih ujung jalan
Tatapan kosong yang selalu mengiringi
Merengkuh kelam yang semakin merasuk
Kubiarkan angin membawaku
Entah kemana ia akan menghempasku
Semilir menjadi topan
Riak ombak menjadi gelombang raksasa
Gerak stabil menjadi gempa dahsyat
Tenang menjadi kehancuran
Semuanya berubah!
Semakin dibuatnya bingung
Angin hanya menghempasku ke suatu tempat
Sebuah lubang di tanah dengan gundukan tanah di sampingnya
Tersembul sebuah ujung batu dibalik tanah
Berusaha untuk meraihnya
Mencoba untuk menatap
Hanya nisan yang kutemui
Nisan bertuliskan namaku
Aku, hanya aku, tak ada nama lain
Tersentak saat kurasakan tubuhku mulai rapuh
Tak dapat merasakan apapun
Lubang di tanah itu pun mulai menarikku masuk
Hingga tersadar saat gundukan tanah di samping lubang itu mulai menutupi diriku
Menutupi kaki, badan, dan wajah
Kupejamkan mataku
Aku sudah kembali
Kembali pada Sang Pencipta
Aku, disini, dipusaraku sendiri
Hanya diam dan tersenyum
Menunggu kamu
Ya, kamu yang disana
Biarkan aku beristirahat dengan tenang dan menantimu
Menunggumu tepat di alam sana
Kita, bersama, tanpa ada masa lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar