Rabu, 08 Februari 2012

Aku, Marionette Minezko

Aku, Marionette Minezko. Seorang gadis berkulit putih pucat yang seringkali dianggap aneh oleh orang-orang di sekitarku. Mereka menyebutku "Si Ungu Pencabut Nyawa" atau "Ungu Terkutuk" karena rambutku yang berwarna ungu kemerahan dan perkataanku yang menurut mereka menyiratkan sumpah serapah kematian. Aku tidak mengutuki mereka! Aku hanya mengatakan hal yang sejujurnya. Hal yang akan terjadi pada mereka dalam waktu dekat. Aku hanya ingin jujur mengungkapkan lingkaran hidup yang ada diatas mereka ketika lingkaran itu mulai meredup. Percuma saja aku menjelaskan, mereka sudah lebih dahulu melecehkan, mencibir, dan menghujatku. Aaah, ya sudahlah. Terserah apa kata mereka. Setidaknya aku sudah berusaha untuk memperingatkan.

Bahkan orang yang sudah mati pun tidak sadar bahwa dirinya telah mati... - Marionette Minezko

Aku, Marionette Minezko. Gadis dengan gaun hitam a la Victoria yang berkibar saat tertiup angin. Selalu mengenakan tudung kepala berenda serta ankle boots yang serba hitam, lengkap dengan payung hitam berenda. Aku, menyiratkan kedukaan. Ya, duka. Duka yang sangat mendalam. Sebuah cerita hidup yang panjang yang amat sangat menyayat hati jika aku ceritakan. Aku kehilangan semua yang aku sayangi dalam sebuah kecelakaan tragis. Hanya sekejap saja! Aku kehilangan mereka! Hanya aku yang hidup, seorang diri, dalam kecelakaan tragis itu. Aku duduk terpaku dan meratap diantara mayat-mayat berlumuran darah. Mayat-mayat yang penuh cacat. Organ-organ dalam yang keluar dari tempat yang seharusnya. Aku, disana, hanya duduk terpaku, meratap, berlumuran darah. Tak habis-habisnya rasa dukaku. Merambat, merasuk, hingga saat ini. Aku, berjuang sendiri dalam dukaku. Berjalan tanpa arah tujuan dengan tatapan kosong.

Aku, Marionette Minezko. Gadis berkaus kaki putih panjang selutut. Putih, ada secercah harapan untukku agar tetap menjalani hidupku. Aku berjalan dan terus berjalan menapaki liku-liku kehidupanku. Aku hanya berharap akan datangnya hidup yang bahagia kelak. Berkumpul kembali bersama keluargaku. Mungkin di alam lain. Aku terus berharap dan berusaha mengejar cahaya itu. Cahaya abadi.

Aku, Marionette Minezko. Gadis yang berjalan dengan langkah ragu-ragu. Aku tak tahu kemana tujuanku. Aku hanya bisa berjalan dengan kekosongan. Ya, hidupku kosong. Kosong, hampa, dan aku kecewa. Kecewa dengan semua orang. Kecewa dengan hidupku. Kecewa dengan keadaanku. Kecewa dengan diriku sendiri! Untuk apa aku tetap ada di dunia ini jika aku hanya merasakan kekecewaan, duka, kekosongan, dan tanpa arah? Lebih baik aku mati. Mati. Ya, mati lebih baik daripada aku terus menerus menanggung beban tanpa merasakan keringanan. Aku, penuh dengan dendam membara. Hanya menginginkan hidup abadi. Aku tak mengerti dan tidak ingin mengerti tentang hidupku dan sejarahku. Aku pun hanya bisa menatap kosong. Menatap dan meratap. Di depanku ada sebuah nisan. Entah apa yang terpahat dalam nisan tersebut. Aku hanya diam. Merasakan udara dingin yang menusuk tulang. Dan hilang...

Aku, Marionette Minezko. Hanya bisa terpaku di pojok ruangan. Memandang dengan tatapan kosong. Terasing dari indahnya dunia seorang gadis seumuranku. Perlahan aku menutup mataku yang sayu. Mengatupkan bibirku yang mungil dan pucat. Nafasku melemah. Sedikit demi sedikit tubuhku melemas, tak kuat lagi menahan beban tubuhku. Jatuh tergeletak di pojok ruangan. Aku melihat cahaya harapanku, yang telah lama aku nanti. Aku, terbujur kaku siang itu. Aku, Marionette Minezko, kini abadi.

3 komentar:

  1. campuran cerita Kuroshitsuji vs Another :O
    hiiiikss..... ;(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tp ini bukan Kuroshitsuji atopun Another! Ini ceritaku, luapan hatiku, ekspresiku.

      Hapus